Jumat, 19 September 2008

Biarkan Cak Imut Nikmati Kesuksesannya

Masyarakat olahraga di Jatim sedikit bergolak ketika Cak Imam Utomo (Cak Imut) dengan tegas mengeluarkan statemen akan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum KONI Jatim.
Dengan koor serempak, para penggiat olahraga langsung menanggapi sangat menyayangkan pernyataan itu. Dengan tegas mereka meminta Cak Imut mempertimbangkan rencananya itu. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, menurut mereka Cak Imut masih dibutuhkan memimpin KONI Jatim hingga digelarnya PON 2012 di Riau mendatang.
Sebagai pejabat atau gubernur yang ada di Indonesia, Cak Imut sudah membuktikan bahwa Jatim sekarang ini adalah sentra beberapa cabang olahraga di Indonesia, mengalahkan DKI Jakarta yang ibukota negeri ini.
Dengan program pembinaan jangka panjang Puslatda Jatim 100, Cak Imut sudah membuktikan Jatim benar-benar menjadi provinsi olahraga di mana itu terbukti saat PON 2008 lalu di Kalimantan Timur di mana Jatim keluar sebagai pengumpul medali terbanyak dan menjadi juara umum PON.
Kalau pada PON 2000 Jatim bisa menjadi juara umum karena bertindak sebagai tuan rumah dan itu kemudian dianggap wajar. Maka gelar juara umum PON 2008 ini menjadi bukti di luar kandang pun Jatim bisa perkasa.
Sebagai seorang pembina olahraga sukses Cak Imut itu tentu luar biasa, meskipun harus diakui juga bahwa suksea Jatim ini tidak hanya sukses Cak Imut semata tapi juga seluruh jajaran insan olahraga di Jatim. Sebagai pejabat terutama gubernur apa yang sudah ditorehkan Cak Imut itu juga ruarr biasa . Berani taruhan, siapa pun gubernur Jatim nantinya akan sulit mengikuti sukses Cak Imut ini.
Apakah itu Khofifah Indar Parawansa atau Soekarwo yang jadi gubernur, sekali lagi berani taruhan mereka bakal tidak seperti Cak Imut kalau untuk urusan olahraga. So, seiring dengan perkembangan zaman termasuk juga usia Cak Imut sendiri, sangat beralasan bila Arek Jombang ini ingin lengser keprabon.
Sudah saatnya orang-orang di sekitar Cak Imut yang selama ini berada di KONI membuktikan bahwa sukses Jatim selama ini tidak sepenuhnya milik mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
Biarkan Cak Imut menikmati sukses yang sudah delapan tahun terakhir dia bangun di Jatim entah ketika dia menjadi gubernur dan saat menjadi Ketua Umum KONI. Pribadi Cak Imut, merupakan pribadi yang santun. Kalau dia tetap menjadi Ketua Umum KONI, tentu tidak mungkin dia merengek minta anggaran kepada gubernur baru.
Tidak mungkin Cak Imut merengek minta dana kepada Khofifah, lebih tidak mungkin lagi kalau Cak Imut minta dana kepada Soekarwo yang selama ini menjadi anak buahnya. Bila berkaca kepada semangat sportivitas olahraga, Cak Imut sudah melewati masa golden age dengan manis deretan prestasi sudah dia torehkan. Dia sudah menulis sejarah olahraga Jatim dengan tinta emas. Tentunya tidak ada salahnya bila sekarang inilah saatnya Cak Imut untuk mundur. Akan lebih baik mundur ketika masih berada di puncak sukses, karena pasti dikenang. Daripada terus ngotot menjabat kemudian dicaci maki ketika gagal. Di lihat dari sisi apapun, Cak Imut memang sudah pas untuk mundur, dan itu yang harus disadari para penggiat olahraga di Jatim. (rahmat ak)
.

Readmore »»

Jumat, 12 September 2008

Hore...Sepakbola Boleh Pakai APBD


KLUB-KLUB sepakbola di Indonesia mulai megap-megap, artinya nyawa mereka untuk mengarungi kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama tinggal menghitung hari saja sudah melayang. Paling nyata adalah Persik Kediri, sudah dua bulan pemain tidak gajian.
Bila itu terus terjadi, bukan tidak mungkin manajemen Persik memutuskan klub yang memiliki julukan Macan Putih mundur dari arena LSI pada putaran kedua nanti. Nasib ini tentu sebuah ironi bagi klub yang dua kali merebut Piala Presiden ini. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya satu mereka tidak punya uang lagi akibat adanya larangan menggunakan dana APBD yang selama ini menjadi nyawa mereka untuk berkompetisi.
Benarkah klub sepakbola tidak boleh menggunakan dana APBD menyusul keluarnya Permendagri No: 59/2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah? Jawabannya ternyata tidak. Dengan kata lain dana APBD masih bisa digunakan untuk membiayai sebuah klub sepakbola.
Hal tersebut terungkap dalam Lokakarya Pembiayaan Sepakbola yang diadakan Pengda PSSI Jatim di Hotel Garden, Surabaya, Kamis (11/9).
Masyarakat bola tanah air selama ini salah tafsir bahwa APBD sudah tidak boleh disentuh sama sekali untuk membiayai klub sepak bola. Itu dijelaskan Hendriwan, wakil Depdagri yang hadir sebagai pembicara pada lokakarya tersebut.
Kasie Wilayah II B Direktorat Administrasi Anggaran Daerah itu menjelaskan, dana untuk klub sepakbola bisa disalurkan melalui hibah yang diberikan ke KONI, baru kemudian disalurkan kepada klub. ''Tapi, hibah ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah, urgensi hibah, dan tidak terus-menerus,'' ujar Hendriwan.
Menurut Hendriwan, hal itu sudah dijelaskan pada Permendagri 59/2007 serta ditegaskan Mendagri Mardiyanto dengan Surat Edaran Mendagri Nomor 900/2677/BJ bertanggal 9 November 2007.
Tapi, dia juga memperingatkan, dana hibah itu harus bisa diawasi dengan transparan dan jika terjadi apa-apa, yang akan diperiksa adalah penerima hibah.
Hendriwan menyatakan, latar belakang keluarnya aturan pengetatan pengucuran APBD bagi sepakbola adalah klub terkesan berfoya-foya menghamburkan dana APBD, seperti yang terjadi di beberapa kabupaten/kota. ''Sebagai contoh, Kabupaten Sleman menganggarkan APBD Rp 19 miliar untuk PSS pada tahun lalu, padahal mereka baru saja terkena gempa,'' urainya.
Pemberian dana sepakbola melalui hibah sudah dilakukan Kabupaten Lamongan. M. Masfuk, bupati Lamongan yang hadir sebagai pembicara di sesi pertama, menyebutkan, Persela mendapat dana untuk mengarungi kompetisi LSI melalui dana hibah olahraga dari APBD yang diberikan lewat KONI Kabupaten Lamongan. ''Jumlah dananya Rp 17 miliar. Itu untuk seluruh cabor dan memang yang terbesar untuk mendanai Persela,'' papar ketua umum Persela Lamongan itu.
Selain Hendriwan dan Masfuk, narasumber lain yang hadir adalah Joko Driyono (direktur kompetisi BLI), Haryo Yuniarto (staf ahli bidang hukum Menpora), dan Saleh Ismail Mukadar (ketua umum Persebaya/KONI Surabaya). Ketua Umum Pengda PSSI Jatim Haruna Soemitro menjadi moderator.
Sementara itu, hasil lokakarya yang dihadiri 280 orang tersebut disimpulkan dalam sebuah rekomendasi. Ada lima poin yang termuat dalam rekomendasi itu. Pertama, pembiayaan sepakbola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan dan secara bertahap menurun sambil menunggu kemandirian klub. Kedua, pembiayaan sepak bola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD/PAD. Ketiga, dana pembiayaan sepak bola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an seperti layaknya SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Keempat, pendanaan sepak bola dari APBD bersifat kelanjutan sesuai dengan UU No 3 Tahun 2005 pasal 70 ayat 1. Kelima, buat daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepak bola yang sudah jadi perda, hal itu bisa direalisasikan. Hasil rekomendasi dari pertemuan di Surabaya ini, Kamis (12/9) akan dikirim ke instansi-instansi terkait, seperti Menpora, Mendagri, BPK, serta seluruh peserta. (*)

Readmore »»

Senin, 08 September 2008

Nomor Urut, Suara Terbanyak dan Pemenangnya Adalah....

DIPELOPORI Partai Amanat Nasional (PAN), kini jumlah parpol yang menerapkan sistem suara terbanyak dalam penetapan calegnya di Pemilu 2009 terus meningkat. Komentar masyarakat pun bermacam-macam namun mengerucut antara pro dan kontra. Sistem itu pasti rawan konflik (di Indonesia apa yang tidak rawan konflik?). Apalagi Pemilu begitu muda diobok-obok politik uang dan kepentingan. Pemilu 2009 jelas lebih rumit dibandingkan Pemilu sebelumnya. Sistem suara terbanyak yang digunakan beberapa parpol tidak sesuai dengan ketentuan UU No.10 tahun 2008 tentang Pemilu di mana penetapan caleg terpilih menggunakan sistem nomor urut. Di sisi lain, sistem suara terbanyak diharapkan bisa mengikis jual beli nomor urut di tingkat partai. Sistem suara terbanyak itu hanya diatur dalam peraturan parpol melalui perjanjian di hadapan notaris. Itu hanya berpotensi menimbulkan kasus perdata. Jika muncul perselisihan, mestinya yang menang adalah mereka yang mengikuti aturan sesuai UU Pemilu.Penyelesaian sengketa di Pemilu 2009 juga diprediksi bakal lebih rumit karena banyaknya pihak yang terlibat. Selain karena parpolnya, mencapai 38, kerumitan juga disebabkan oleh makin banyaknya penyelenggara Pemilu yang terlibat dalam proses penyelesaian sengketa. Pihak yang berperkara adalah parpol peserta Pemilu berhadapan dengan penyelenggara Pemilu. Peserta Pemilu adalah 38 parpol dan itu jelas jadi beban berat bagi KPU (Komisi Pemilihan Umum).Tanggung jawab pembuktian di setiap upaya menyelesaikan sengketa jelas tidak sepenuhnya dibebankan kepada KPU Pusat, tapi secara berjenjang juga jadi tanggung jawab KPU provinsi dan kabupaten/kota. Masing-masing punya tanggung jawab. Menghadapi potensi konflik ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menyarankan agar UU Pemilu direvisi dengan menambah satu ayat yang membenarkan sistem suara terbanyak untuk diterapkan masing-masing parpol di Pemilu 2009. Peraturan apapun di Indonesia selalu saja menimbulkan pro dan kontra karena apa pun aturannya potensi untuk dilanggar dan menyiasatinya juga besar. Makanya tidak salah bila ada anggapan orang Indonesia paling sulit menaati aturan dan paling pandai menyiasati aturan. Apalagi aturan itu bila berkaitan erat dengan urusan 'kekuasaan' seperti menjadi anggota DPR atau DPRD. setelah Pemilu DPR, DPRD, dan DPD 2009, bapak-bapak hakim pasti menghadapi kesibukan yang luar biasa untuk memutus perkara orang-orang yang sudah kebelet menjadi anggota dewan yang terhormat itu. (rahmat ak)

Readmore »»

Jumat, 05 September 2008

Investor Asing Pemilik Klub Inggris

Sheikh Mansour (tiga dari kiri) bos besar ADUG



Manchester City menjadi klub kedelapan di Liga Inggris yang kini dimiliki investor asing. Ini menandakan sepakbola Inggris sudah masuk dalam bisnis baru yang sangat liquid. Sejak awal 1990-an sepakbola Inggris memang dianggap lebih menguntungkan di bandingkan bisnis real estat di Inggris. Dan itu menjadi kenyataan setelah 18 tahun kemudian. Kasus Manchester City yang kini dimiliki Abu Dhabi United Group (ADUG) menjadi sangat unik, karena ManC menjadi klub pertama Inggris yang menjual seluruh sahamnya dari pemilik asing kepada pemilik asing lainnya.

Aston Villa

Kepemilikan klub kota Birmingham ini diambil alih oleh miliuner Amerika Serikat, Randy Lerner, pada September 2006 dengan nilai 62,6 juta pounds atau setara 90 persen saham. Lerner, pemilik klub football america Cleveland Browns, langsung menduduki posisi ketua klub untuk menggantikan Doug Ellis yang mengundurkan diri setelah 38 tahun bertahta.

Chelsea

Klub kota London ini menjadi klub pertama Inggris yang seluruh sahamnya dimiliki orang asing. Pengusaha minyak dan konglomerat Rusia, Roman Abramovich, mengambil alih kepemilikan dengan menyetor uang hampir 60 juta pounds pada Juli 2003.
Kekayaan Abramovich, pengusaha keturunan Yahudi Rusia yang sebelumnya dikenal tidak senang dengan sepakbola, juga memborong kepemilikan saham perusahaan real estate Chelsea Village senilai 84,9 juta pounds melalui perusahaan bentukannya, Chelsea Ltd.
Kekuatan uang Abramovich juga berimbas kepada tim dengan guyuran hampir 200 juta pounds sejak 2003 sehingga menghasilkan dua gelar juara Liga Premier dan sejumlah trofi domestik lainnya.

Fulham

Klub sewilayah Chelsea ini dibeli oleh pengusaha Inggris kelahiran Mesir, Mohamed Al Fayed pada 1997. Pemilik departmen store Harrods ini menanamkan dana 30 juta pounds ke Fulham dan menduduki kursi direktur klub untuk mengendalikan kekuasaannya.
Tak heran, Fulham bisa membeli kembali kepemilikan stadion Craven Cottage di pinggiran sungai Thames, London Barat, dengan perkiraan harga 7,5 juta pounds. Kehadiran Al Fayed membuat Fulham bisa promosi ke divisi utama pada 2001 dan terus bertahan hingga kini.

Liverpool

Juara Liga Champions 2005 ini menjadi klub yang paling sibuk sejak dibeli oleh dua taipan olahraga Amerika Serikat, George Gillett dan Tom Hicks, senilai 174 juta pounds pada tahun 2006.
Selain rencana pembangunan stadion baru yang lebih besar dan megah dari pada Anfield, Liverpool juga digoyang oleh ancaman perpecahan Gillet dan Hicks. Kerenggangan hubungan membuat Hicks berusaha menjual saham Liverpool kepada Dubai International Capital (DIC).
Namun DIC membatalkan rencananya mengajukan tawaran karena Liverpool meminta tambahan waktu untuk mempertimbangkan tawaran dari pihak lain yang dibawa Gillett. Akhirnya pembicaraan Hicks dengan DIC, yang membawa uang 400 juta pounds, terhenti di bulan Maret 2008 karena tidak ada kesepakatan soal siapa yang harus mengurus operasional klub.

Manchester City

Pada bulan Juli 2007, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra datang dengan dana 81 juta pounds. Konglomerat Thailand ini dianggap penyelamat City yang terancam bangkrut karena hutang.
Thaksin mendatangkan manajer Kevin Keegan dan kemudian Sven-Goran Eriksson, untuk mengangkat prestasi klub meski akhirnya gagal. Eriksson cuma bertahan selama semusim sejak bergabung pada Juni 2007. Sebagai penggantinya, City membajak Mark Hughes dari Blackburn Rovers per 4 Juni silam.
Pergantian pelatih juga diikuti oleh pergantian pemilik. Thaksin, yang terus dikejar-kejar oleh kasus korupsi di Thailand, tak kuasa bertahan dan terpaksa menjual mayoritas sahamnya kepada Abu Dhabi United Group. ADUG dalam pernyataan resminya ingin menjadi City sebagai klub terbesar di Liga Premier. Selama ini Dr Sulaiman Al Fahim dikenal sebagai sosok yang berada di belakang ADUG, tapi sebenarnya ada sosok lain yang lebih berkuasa dia adalah Sheikh Mansour bin Yazeed Al Nahayan, sosok yang menjadi bos besar Abu Dhabi.

Manchester United

Dari semua klub yang diambil alih oleh investor asing, mungkin hanya Manchester United yang tidak terlalu mulus sambutannya. Berpindahnya kepemilikan klub kepada konglomerat Amerika, Malcolm Glazer, pada Agustus 2005 dengan nilai akuisisi sebesar 790 juta pounds membuat suporter The Red Devils berang dan mengadakan serangkain aksi demo.
Suporter kian berang karena Glazer juga mendudukan putranya; Joel, Avi dan Bryan, sebagai anggota dewan komisaris. Lebih lanjut, Glazer meningkatkan porsi sahamnya lebih dari 75 persen hingga meraih kendali penuh pada Mei 2005. Kian lama, suara sumbang suporter mulai sirna. Apalagi Glazer berhasil membawa MU meraih dua gelar Liga Premier secara beruntun dan merajai Liga Champions Eropa musim lalu.

Portsmouth

Portsmouth dibeli pengusaha Prancis keturunan Rusia Yahudi, Alexandre Gaydamak, yang menguasai seluruh saham bernilai sekitar 32 juta pounds pada Juli 2006. Adapun investasi awal Gaydamak untuk 50 persen saham diperkirakan bernilai 15 juta pounds.
Sebelumnya, Portsmouth dimiliki oleh pria keturunan Serbia, Milan Mandaric, yang mengambil alih saham pada 1998. Mandaric lalu menduduki kursi direktur dan membawa Portsmouth promosi ke Liga premier pada 2003. Kini, Mandaric tetap bekerja di Portsmouth meski bukan dengan jabatan eksekutif.

West Ham United

Klub kota London ini menjual seluruh sahamnya kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh presiden sepakbola Islandia dan anggota direksi UEFA, Eggert Magnusson, seharga 85 juta pounds.
Magnusson serta merta menggantikan Terry Brown sebagai direktur West Ham. Dan pada Desember 2007, Bjorgolfur Gudmundsson yang menguasai saham mayoritas menduduki kursi ketua setelah ia mengakuisisi saham Magnusson sebesar lima persen dan menanamkan uang sebesar 30,5 juta pounds ke perusahaan. (Reuters)

Readmore »»

Kamis, 04 September 2008

Tan Malaka, Pahlawan atau Bukan


Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 - wafat Jawa Timur, 21 Februari 1949 [1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris.
Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis, ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.
Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.
Tokoh ini juga adalah orang yang mendalangi terjadinya pergolakan sosial di wilayah Surakarta setelah pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang berakibat hilangnya status Daerah Istimewa bagi bekas wilayah Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunagaran.
Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda.
Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda.
Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik
Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai.
Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang.
Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.
Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.
Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.
Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.
Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.
Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.
Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.
Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.
Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.
Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."
Madilog
Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.
Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.
Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.
Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.
Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.
Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.
Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].
Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.
Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.
Tan Malaka dalam fiksi
Dengan julukan Patjar Merah Indonesia Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang terbit di Medan. Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buruan polisi rahasia internasional.
Salah satu roman Patjar Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona yang berjudul Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Nama Pacar Merah sendiri berasal dari karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang pahlawan Revolusi Prancis.
Dalam cerita-cerita tersebut selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Muso (sebagai Paul Mussotte), Alimin (Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).
Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia, terutama di Sumatera.
Beberapa judul kisah Patjar Merah:
Matu Mona. Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Medan (1938)
Matu Mona. Rol Patjar Merah Indonesia cs. Medan (1938)
Emnast. Tan Malaka di Medan. Medan (1940)
Tiga kali Patjar Merah Datang Membela (1940)
Patjar Merah Kembali ke Tanah Air (1940)

*Artikel ini diambil dari Wikipedia bahasa Indonesia, tidak ada maksud tertentu mengapa artikel ini dimuat di blog ini. Yang pasti artikel versi Wikipedia ini diharapkan menambah pengetahuan bagi pengunjung blog-ku. Sekali lagi tanpa ada pretensi dan tendensi apapun.

Readmore »»

Rabu, 03 September 2008

Akal Sehat Saleh Ismail Mukadar

Siapakah orang yang masih punya akal sehat di sepakbola? Saya sungguh kaget setengah mati: ternyata masih ada satu. Namanya Saleh Ismail Mukadar yang sekarang jadi ketua umum Persebaya. Tentu bukan hanya dia yang berakal sehat, tapi dia mau memperjuangkan akal sehatnya itu.
Banyak yang masih punya akal sehat tapi kebanyakan menguburkan begitu saja akal sehatnya. Pembunuhan besar-besaran akal sehat memang terjadi di dunia sepakbola kita. Sedang Saleh Mukadar melakukan gerakan menegakkan akal sehat yang masih hidup di pikirannya. Yakni ketika anggota DPRD Jatim ini menggalang dukungan untuk segera melakukan kongres PSSI mengingatb ketua umumnya yang sekarang sudah di dalam penjara lama sekali.
Memang ada yang menilai motif politik bermain juga di balik gerakannya itu, tapi apa pun motifnya (seandainya benar), sepanjang yang dilakukan adalah penegakan akal sehat, apanya yang salah? Memang Saleh adalah juga ketua umum PDI Perjuangan (peringatan: barang siapa menulis nama partai itu dengan hanya PDI-P kader partai itu langsung tahu bahwa anda bukan orang PDI Perjuangan. Kata 'perjuangan', menurut orang asli partai itu, harus ditulis lengkap seperti apa adanya karena kalau hanya ditulis 'P' bisa diplesetkan ke mana-mana) Surabaya. Tapi sisi Saleh mengenai perjuangan perlunya kongres PSSI ini seperti telah mewakili massa akal sehat yang tidak tersuarakan selama ini. Bahkan kalau saja bisa dilihat dengan ilmu laduni. Pasti banyak arwah akal sehat di sepakbola yang bangkit dari kuburnya untuk mendukung gerakan Saleh itu.
Sudah lama saya tidak tertarik ngurusi sepakbola karena merasa ngeri: di mana-mana terjadi pembunuhan besar-besaran -pembunuhan akal sehat. Pembicaraan mengenai PT Persebaya dulu itu, misalnya, bukti betapa akal sehat terbunuh oleh emosi dan romantisme.
Tapi dalam hati kecil saya juga mengakui bahwa mungkin saja seorang tokoh sepakbola baru bisa terkenal justru kalau membunuh akal sehatnya. Mereka terkenal bukan sebagai pembunuh, tapi sebagai pahlawan. Betapa kemudian terbukti bahwa nama-nama pemain sepakbola kita kalah terkenal dengan pengurusnya -hanya karena pengurusnya sering melakukan pembunuhan itu.
Sebaliknya, bagi yang mau menegakkan akal sehat namanya tidak bisa terkenal, misalnya, karena tidak bisa jadi juara. Saat saya jadi manajer Persebaya atau ketua harian Persebaya dulu, saya tidak pernah mau berusaha menyuap wasit. Desakan untuk melakukannya luar biasa besar. Mereka mengatakan, semua orang melakukan itu. Kalau tidak jangan harap bisa jadi juara.
Waktu itu saya punya prinsip begini: untuk apa latihan selama satu tahun dengan biaya yang begitu besar kalau ujung-ujungnya ditentukan oleh satu orang wasit di pertandingan final atau semifinal? Mengapa kemenangan harus ditentukan dengan uang sekitar Rp 25 juta? Mengapa tidak nyogok saja Rp 1 miliar asal pasti bisa jadi juara? Bukankah Rp 1 miliar lebih hemat daripada Rp 10 miliar untuk biaya latihan dan tetek bengeknya?
Saya sungguh-sungguh tidak bisa menerima kenyataan bahwa latihan yang sungguh-sungguh, pelatih yang hebat, trategi main yang cerdas, dikalahkan dengan uang yang hanya Rp 25 juta. Tapi, yah, itulah. Kalau mau juara dan terkenal, yang begitu-begitu itu yang harus dilakukan!
Hal lain yang saya pakai alat menolak usulan menyuap wasit adalah juga ini: katakanlah suap itu distimulir (saya pakai istilah ini meski akan disalahkan oleh ahli tatabahasa) oleh suara yang mengatakan bahwa wasitlah yang menginginkan. Tapi saya juga percaya bahwa suara yang sama juga disampaikan kepada lawan tanding kita. Tidak mustahil, wasit menerima janji dari dua-duanya, sehingga siapa pun yang memang dia tidak 'kecopetan' Rp 25 miliar. Istilah 'kecopetan' ini begitu populernya di sepakbola kita untuk menyebut hilangnya uang yang sebenarnya belum menjadi miliknya, tapi potensial dia miliki.
Kita, para pemilik akal sehat, tentu akan mendukung penuh gerakan yang dipromotori Saleh Mukadar. Kita lebih bangga lagi kalau di bidang-bidang lain pun Saleh bisa menjadi tokoh penegakan akal sehat juga…. (dahlan iskan)

*artikel ini dimuat harian Radar Surabaya, 12 April 2008 dalam kolom Penegakan Akal Sehat yang diasuh oleh Chairman Jawa Pos dan Dirut Radar Surabaya, Dahlan Iskan.
.

Readmore »»

Selasa, 02 September 2008

Air Es dan Serangan Jantung


Entah ini artikel dari mana, karena tersebar lemat milis, tapi itu tidak penting dan tidak ada salahnya bila artikel tentang kesehatan ini aku muat di blog-ku. Biar yang lain juga bisa baca dan mudah-mudahan mendapatkan manfaat dan faedahnya.
Serangan jantung dan kebiasaan minum air es dan air panas? Apa hubungannya? Yang jelas Saya tidak tahu karena awak dewe wartawan bukan dokter. Tapi secara logika mungkin ada hubungannya. Orang-orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan... dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat sewaktu menikmati hidangan.
Kita tidak akan kehilangan apa-apa... malah akan mendapat faedah dari kebiasaan ini. Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !!
Katanya, air Es akan membekukan makanan berminyak yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita. Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.
Jalan terbaik...adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.

TENTANG SERANGAN JANTUNG!!!
Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri.
Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda. Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertama serangan jantung.
Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur. Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.
Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup. (*)

Readmore »»

Inspirationa Quotation

"The big secret in life is that there is no big secret. Whatever your goal, you can get there if you're willing to work".

(Oprah Winfrey, American TV host, media mogul, and philanthropist)

kartun united





FIrman Allah SWT

"Innal hasanaat tushrifna sayyiaat" (Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan) - (Hud:114).

  © Blogger template Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP