Catatan Perjalanan Keliling Pulau Hainan China (2)
Mengunjungi Gunung Si Kera Sakti (Sun Go Kong)
Salah satu kota yang jadi tempat finish dari lomba balap sepeda Tour of Hainan 2007 adalah Wuzhishan City. Sebuah kota di bagian tengah Pulau Hainan yang berada di lereng Wuzhi Shan (Gunung Wuzhi). Gunung Wuzhi sendiri jadi simbol dari Pulau Hainan karena gunung yang memiliki ketinggian 1.867 meter merupakan salah satu di antara lima gunung terkenal di China.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
SELAIN memiliki pemandangan yang indah di mana Gunung Wuzhi masuk dalam daftar International Tourism Organization sebagai kawasan wisata terbaik bila ingin menyaksikan pemandangan kawasan rain forest yang masih perawan di dunia, Wuzhi Shan (yang dalam bahasa China berarti Gunung Lima Jari) memiliki legenda yang terkenal seantero dunia.
Wuzhishan City dengan ibukota Chongshan Town berpenduduk sekitar 110.000 jiwa sebagian berasal dari etnis Li dan Miao. Etnis Li merupakan penduduk asli Pulau Hainan yang menurut catatan sejarah sudah 3000 tahun menghuni Pulau Hainan. (Etnis Li dan Miao adalah suku minoritas di China, mayoritas penduduk China berasal dari etnis Han. Suku minoritas lainnya adalah Hui yang beragama Islam,red)
Bagi penggemar cerita klasik China, Shi You Ji (Perjalanan ke Barat) dengan tokoh sentralnya Si Kera Sakti Sun Go Kong, Gunung Wuzhi sudah tidak asing lagi. Novel Shi You Ji merupakan karya pujangga besar China Wu Cheng-en pada masa Dinasti Ming yang kemudian popular selama berabad-abad lamanya baik di dalam maupun luar China termasuk di Indonesia, di mana beberapa waktu lalu ada sebuah stasiun televisi swasta yang menayangkan film-nya.
Sun Go Kong di dalam novel yang kemudian dituangkan dalam film diriwayatkan pada umur 320 tahun ia menuju Gunung Hua Gou menjadi dewa dengan gelar Qi Tian Da Sheng. 180 tahun kemudian karena kerap membangkang ia dihukum ditimpa di bawah Gunung Wuzhi selama 500 tahun. Agar bisa bebas dia kemudian berguru kepada seorang pendeta Buddha yang bernama Xuan Zhang atau Tan San-zhang atau ada yang menyebut Tong Sam Cong. Setelah bebas dari timpahan Gunung Wuzhi, Sun Go Kong kemudian mendapat perintah untuk mengawal Pendeta Xuan Zhan itu menuju ke Barat (India) untuk mengambil kitab suci.
Seperti halnya di Indonesia, yaitu cerita Ramayana dengan tokohnya si Kera Sakti Hanoman, legenda Kera Sakti Sun Go Kong merupakan perpaduan antara kepercayaan, cerita rakyat dan kreasi daripada penulisnya sendiri, Wu Cheng-en.
Ada orang yang menyatakan bahwa Sun Go Kong adalah tokoh nyata yang pernah hidup di dunia dengan ditemukannya makam Sun Go Kong. Makam dengan nama Sun Go Kong memang ditemukan di Kabupaten Shunchang, Provinsi Fujian, diperkirakan berasal dari zaman Ming, sesuai dengan masa ditulisnya novel Shi You Ji (Perjalanan ke Barat). Namun sebagian besar orang menganggap Kera Sakti hanya sebuah tokoh mitos dan legenda yang dipopulerkan oleh Wu Cheng-en. Sun Go Kong dikategorikan sebagai dewa kategori ke-4, yakni dewa-dewi yang berasal dari tokoh legendaris.
Yang menarik meskipun cerita Shi You Ji dan Si Kera Sakti Sun Go Kong begitu popular di dunia dan Indonesia, tidak demikian dengan etnis Li dan Miao, penduduk di Wuzhishan City. Mereka justru tertawa ketika ditanya soal Shi You Ji, Pendetan Xuan, Gunung Wuzhi dan Sun Go Kong.
Sebagai penduduk asli Wuzhi mereka tidak pernah mendengar cerita tentang Shi You Ji apalagi Pendeta Xuan, kalau Sun Go Kong memang pernah mereka dengar tapi bukan seekor kera sakti melainkan seorang penyair pada masa lalu yang banyak menciptakan lagu dan tarian yang sampai sekarang sering dimainkan penduduk Wuzhishan City terutama dari kalangan etnis Miao.
Song Feng Shan, mahasiswa Sastra Inggris Hainan University yang jadi guide selama di Pulau Hainan pun heran dan kaget ketika Saya ngomong soal Shi You Ji dan Kera Sakti Sun Go Kong sebatas pengetahuan yang Saya dapatkan dari film di televisi. “Kami yang di Hainan dan mungkin sebagian besar penduduk Wuzhishan tidak kenal cerita itu,” katanya. Menurut Song yang lebih suka dipanggil Todd, penduduk Wuzhishan City mungkin lebih bangga lagi kalau kota mereka sangat popular di dunia karena menjadi setting sebuah novel atau cerita klasik yang terkenal sampai berabad-abad lamnya. Karena selama ini mereka membanggakan Gunung Wuzhi sebagai gunung terindah di China dan penghasil Green Tea yang enak seantero China.
Itulah menariknya China, dengan semua kemajuan di segala bidang yang sudah mereka raih tapi untuk urusan yang paling sensitif bagi mereka yaitu agama, mereka masih sangat membatasi. Meskipun soal agama di China sekarang ini lebih bebas artinya untuk beribadah baik itu yang menganut Buddha, Islam, Kristen dan Tao jauh lebih bebas tapi untuk urusan pengajaran Pemerintah China mungkin masih melakukan pembatasan. Legenda soal Pendeta Xuan Zhang dan Sun Go Kong yang berisi kebaikan ajaran Buddha tidak perlu digali, penduduk Wuzhishan City sebagian besar tidak beragama termasuk Todd yang mengaku lebih percaya kepada dirinya sendiri di bandingkan Tuhan apalagi agama. Soal ini, semoga saja Saya yang salah. (*)
0 komentar:
Posting Komentar