Perjalanan Keliling Pulau Hainan China (4)
Dari Pulau Buangan Jadi Taman Angkasa Luar
Terletak di Laut China Selatan antara Provinsi Guangzhou dan Vietnam, Pulau Hainan atau Hainan Dao, merupakan garda depan bagi wilayah Republik Rakyat China di wilayah Selatan. Sempat jadi tempat pembuangan bagi tahanan politik, Pulau Hainan kini menggeliat dan menjadi salah satu tempat andalan China untuk menarik wisatawan asing.
Memiliki luas sekitar 34.000 kilometer persegi dan hamparan pantai sepanjang 300 km, Pulau Hainan tidak hanya memiliki pemandangan pantai yang indah. Seperti Bali, Pulau Hainan juga memiliki daerah pegunungan, cerita rakyat yang melegenda dan beberapa tradisi unik yang menarik.
Bagi sebagian penduduk asli Pulau Hainan, mereka menganggap pulau yang ditempati merupakan ekor dari sebuah naga di mana naga itu merupakan bentuk dari China daratan. Dari sejarahnya Pulau Hainan sempat jadi tempat pembuangan penjahat politik. Para tahanan politik itu akhrinya berbaur dengan etnis Li yang sejak 2000 tahun lalu menjadi penduduk Pulau Hainan.
Bagi kalangan barat, Hainan memang tidak mendapat perhatian karena keberadaannya kalah di bandingkan Makau atau Hongkong. Namun seiring dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian Vietnam, Hainan mulai bersolek. Sejak terpisah dari Provinsi Guangzhou pada 1988, Pemerintah China membagi Provinsi Hainan menjadi dua kota setingkat distrik, enam kota setingkat kabupaten, enam kota otonomi khusus, dan satu kota yang jadi zona ekonomi khusus.
Sebagai pulau tropis, Provinsi Hainan memproklamirkan dirinya sebagai Hawaii Asia, bahkan mereka sesumbar jauh lebih baik dibandingkan Bali, salah satu tujuan wisata andalan Indonesia, meskipun sebenarnya keanyataan di lapangan Bali memiliki banyak keunggulan.
Pemerintah Provinsi Hainan terus menggenjot pembangunan infrastruktur di Haikou City (ibukota) dan Sanya City. Mengenai jumlah penduduk, berdasarkan data tahun 2005 total penduduk Pulau Hainan adalah 8.263.000 jiwa dengan rincian 6.787.000 berasal dari etnis Han atau penduduk asli China, sedangkan sisa merupakan gabungan dari beberapa etnis atau suku termasuk etnis Hui salah satu suku di China yang memeluk agama Islam. Di Pulau Hainan jumlah etnis Hui mencapai 7.800 jiwa di mana mereka sebagian besar tinggal di Sanya City.
Provinsi Hainan adalah sebuah pulau tropis dan kondisi cuacanya sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman obat, sejumlah tanaman obat setempat mendapat julukan 'bahan obat-obatan selatan'. Salah satu di antara kota yang gencar melakukan budidaya tanaman obat adalah Kota Wanning di Hainan yang merupakan salah satu basis pembudidayaan tanaman obat di China selatan.
Menurut catatan sejarah, sekitar 3,000 jenis tumbuh-tumbuhan di Hainan dapat dimanfaatkan sebagi obat dan merupakan 40 persen tanaman obat China. Di antaranya tumbuh-tumbuhan yang dapat diekstrak menjadi obat anti kanker terdapat 130 jenis lebih. Tanaman obat di Wanning sangat kaya, dan mengembangkan industri farmasi mempunyai kondisi yang luar biasa baik. Wanning mempunyai sejarah pembudidayaan dan pemanfaatan tanaman obat selama seribu tahun lebih, sedangkan di wilayah Wanning terdapat lebih dari 2,000 bahan obat-obatan. Khususnya pinang, patchouli, amomum longligulare, alpinia oxyphylla dan lainnya, potensi pengembangannya sangat besar.
Pinang mempunyai fungsi mengobati gigi, menyehatkan lambung, mengobati kembung dan busung air serta dibuat menjadi obat peluruh cacing. Pinang setelah diolah juga dapat dijadikan kudapan enak. Pinang kini merupakan tumbuhan ekonomi penting di Hainan dan banyak dibudidayakan. Karena manfaatnya pinang begitu banyak sehingga banyak pabrik farmasi dari luar pulau berbondong-bondong memborong pinang Hainan.
Kedatangan mereka ke Hainan juga berkaitan dengan musim dingin yang sekarang sudah mulai masuk di China daratan. Karenanya selagi mereka berburu bahan obat mereka juga sementara waktu lari dari musim dingin untuk menikmati Pulau Hainan yang sepanjang waktu tidak pernah mengalami musim dingin.
Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu Pulau Hainan kini tidak lagi jadi tempat pembuangan tahanan politik. Hainan sudah menjadi salah satu wilayah yang penting bagi China, dan ini ditandai dengan dipilihnya Wenchang, salah satu kota di Hainan menjadi pusat penelitian luar angkasa China.
Menurut Koran local, untuk pembangunan proyek prestisius itu sekitar 6.000 ribu orang akan direlokasi dari wilayah yang akan menjadi pusat peluncuran pesawat luar angkasa China di kawasan Longlou dan Dongjio di Wenchang City. Untuk pembangunan itu Pemerintah Provinsi Hainan menyiapkan tanah 1.200 hektar dan pembangunannya diprediksi bakal selesai pada 2012 nanti.
Selain untuk Pusat Penelitian Luar Angkasa China, di Pulau Hainan juga akan dibangun sebuah Taman Angkasa Luar sebagai tempat wisata untuk menarik wisatawan asing dan domestik. Ini adalah proyek prestisius kedua, karena selama ini Amerika Serikat saja belum memiliki sebuah Taman Angkasa Luar seperti yang akan dibangun di Hainan.
Untuk pembangunan Taman Angkasa Luar itu Pemerintah China telah menyiapkan USD 930 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun sedangkan Pemerintah Provinsi Hainan kebagian menyiapkan tanah seluas 450 hektar. Gubernur Provinsi Hainan Luo Baoming melalui penerjemah menjelaskan bahwa proyek-proyek prestisius yang akan dibangun di Hainan merupakan bentuk kepercayaan kepada penduduk Hainan yang tambah tahun semakin bersemangat untuk melepaskan diri dari anggapan sebagai penduduk sebuah wilayah ‘buangan’. China sendiri pada 24 Oktober 2007 lalu sukses meluncurkan roket yang membawa satelit untuk meneliti Bulan, satelit yang diberi nama Chang'e-1 selama beberapa tahun akan bergerak dalam orbit bulan dan melaporkan hasil pengamatannya ke stasiun bumi termasuk di antaranya di Pulau Hainan. (*)
1 komentar:
Posting yang bagus.... semoga terus berkembang............Saya ingin berbagi artikel tentang Sawah Padi Longji di Guilin, China di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/sawah-padi-di-longji.html
Lihat juga video di youtube https://youtu.be/-FEADXHsiSM
Posting Komentar