Senin, 15 Juni 2009

Awas, Asing Main Pendek


Pelaku di bursa saham terbagi dua. Sebagian menganggap perdagangan masih akan berlangsung gegap gempita. Tapi sebagian lagi menilai, sekarang merupakan saat tepat bagi pasar untuk melakukan konsolidasi. Jika ramalan yang disebutkan terakhir benar, berarti indeks harga saham gabungan tak akan melonjak-lonjak lagi. “Akan stagnan, dengan kecenderungan melemah,” kata seorang kepala riset di sebuah perusahaan sekuritas asing.
Alasannya, banyak saham yang saat ini sudah masuk ke dalam zona mahal. Sehingga, akan lebih banyak investor yang melakukan aksi ambil untung ketimbang menambah koleksi.
Apalagi, penguatan yang terjadi selama ini boleh dibilang ‘tidak wajar’. Banyak saham yang kenaikan harganya tak sebanding dengan kinerja usaha emiten. Bahkan, tak sedikit saham yang diterbitkan perusahaan yang mengalami kerugian harganya ikut-ikutan meroket.
Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah banyaknya hot money yang bergentayangan di negeri ini. Bloomberg pernah mewartakan, sejak awal tahun, uang panas yang mengalir ke Indonesia sudah mencapai US$ 630 juta atau 135% lebih tingi dibanding yang masuk di periode yang sama tahun silam.
Dana inilah yang bisa pergi kapan saja, sesuai kehendak pemiliknya. Lihat saja yang terjadi di bursa saham belakangan ini. Nilai rata-rata transaksi terus meningkat, dari Rp 3,97 triliun per hari di sepanjang April menjadi Rp 6,55 triliun per hari pada Mei lalu. Pada pekan pertama Juni, angka ini kelihatannya belum menciut.
Sayangnya, dana sebesar itu tidak ditanamkan asing untuk investasi jangka panjang, tapi lebih banyak dimainkan hanya untuk memetik keuntungan cepat. Lihat saja, sepanjang pekan pertama Juni, 75% nilai transaksi saham di bursa dilakukan oleh investor asing. Itu setara dengan Rp 34 triliun.
Cukup besar memang. Tapi, jangan salah, jika dilihat pembelian bersihnya asing hanya mencatatkan Rp 2,36 triliun. Itu berarti. Investor asing tersebut lebih banyak melakukan trading ketimbang investasi.
Makanya,”Kondisi indeks kita saat ini sangat rawan,” kata sang analis. Oleh sebab itu, ia memprediksi perdagangan yang berlangsung di periode 15 hingga 19 Juni ini akan cenderung melemah. Sementara indeks harga saham gabungan ditaksir akan bergerak di rentang 2.070-2.110.
Lantas bagaimana dengan pengaruh menguatnya harga minyak yang diiringi dengan naiknya harga-harga komoditas? Sebagian pelaku pasar melihat, gerakan yang terjadi pada harga minyak merupakan ulah spekulan semata.
Alasannya, pemulihan ekonomi global belum mendatangkan hasil yang signifikan. “Kenaikan harga minyak terlalu tinggi, tak sepadan dengan perbaikan ekonomi yang dilakukan negara-negara maju,” katanya.
Tapi tak semua pelaku pasar berpendapat demikian. Ada juga yang melihat pemulihan yang dilakukan AS sudah memperlilhatkan titik terang. Mereka percaya, tingkat pengangguran di sana akan terus menurun, sementara indeks kepercayaan konsumen diduga akan terus meningkat.
Semua itu terefleksikan pada kenaikan harga minyak dunia yang kini sudah mendekati level US$ 75 per barel. Kalangan ini yakin, selama harga si emas hitam menguat, harga komoditas akan terus terkerek naik. Dan ujung-ujungnya, itu akan menguatkan Bursa Efek Indonesia.
.

0 komentar:

Inspirationa Quotation

"The big secret in life is that there is no big secret. Whatever your goal, you can get there if you're willing to work".

(Oprah Winfrey, American TV host, media mogul, and philanthropist)

kartun united





FIrman Allah SWT

"Innal hasanaat tushrifna sayyiaat" (Sesungguhnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan) - (Hud:114).

  © Blogger template Spain by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP