Warming Up Berebut Ketum Golkar
SAAT sang ketua umum sedang bertarung di pilpres, Partai Golkar pun disibukkan dengan pertarungan untuk merebut posisi sebagai pimpinan di partai berlambang pohon beringin itu. Kubu Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono dan Surya Paloh pun mulai melakukan warming up untuk berebut kursi yang sekarang diduduki Jusuf Kalla.
Akhir-akhir ini, Akbar cs memang terlihat sibuk menggalang dukungan. Gerilya mereka pun menjangkau hingga jajaran pengurus di tingkat kabupaten/kota. Tidak hanya itu, para petinggi beringin di daerah pun kerap diboyong ke Jakarta. Terakhir, pertemuan digelar di kediaman Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono di Jakarta Timur pada 6 Juni 2009.
Melihat aksi Akbar cs ini pun membuat Ketua Dewan Penasihat Surya Paloh gemas. Ia pun mengumpulkan sejumlah tokoh Beringin dalam perhelatan Silahturahmi Nasional II Dewan Penasihat Golkar 2009 di Hotel Borobudur, Jakarta. Pria berjambang lebat ini mengaku pertemuan ini untuk menyolidkan dukungan terhadap duet JK-Wiranto.
"Dari pandangan masyarakat yang tegas untuk mempertahankan nilai idealisme. Godaan pragmatisme terjadi dimana-mana. Kita ingatkan sebagai bagian untuk melakukan upaya kritik. Sedia payung sebelum hujan," beber Paloh.
Dari 17 anggota Dewan Penasihat di tingkat pusat, hanya tiga orang yang tidak hadir. Mereka adalah Aburizal Bakrie, Barnabas Suebu dan Emil Salim. Tapi, Paloh membantah bila ketidakhadiran Ical, sapaan Aburizal, karena sudah membelot kepada capres lain.
"Perjuangan partai harus dijaga dengan baik. Kalau tidak mampu menjaga indepedensi, dewan penasihat ingatkan jangan sampai ini terjadi. Mudah-mudahan ini tidak akan terjadi. Itu saja," ujarnya diplomatis.
Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono menambahkan acara Silatnas memang ditujukan untuk membendung gerakan Akbar cs. Apalagi, mantan Ketua Umum Golkar itu disebut-sebut berkeinginan menggelar Munaslub. "Iya Silatnas itu memang digelar untuk menyolidkan partai menyokong pasangan JK-Wiranto menang pada Pilpres 2009," jawab Soemarsono.
Tetapi, dirinya membantah bila Silatnas dilakukan secara mendadak. Menurutnya, kegiatan ini rutin digelar dewan penasihat untuk menguatkan hubungan di kalangan internal Golkar. "Itu kegiatan rutin Wanhat karena saat ini kaitanya dengan pilpres maka jadi hal wajar bila salah satu agenda Silatnas untuk menyolidkan dukungan Golkar kepada pasangan JK-Wiranto," katanya.
Sementara kubu Akbar Tandjung berpendapat upaya yang dilakukan Paloh tidak berdasar. Usulan Munaslub mengemuka demi menyelamatkan Golkar. "Akbar cs merupakan fenomena yang hadir di tengah-tangah Golkar pasca lahirnya duet JK-Wiranto. Tidak ada satu kesepakatan di antara mereka untuk menggagalkan pasangan ini tapi ingin menyelamatkan Golkar ke depan. Jadi tak ada alasan untuk membendungnya," jelas orang dekat Akbar, Alfan Alfian.
Ia menjelaskan upaya penyelamatan Akbar cs itu justru dilakukan agar Golkar solid. Apalagi jika ramalan kekalahan duet JK-Wiranto dalam Pilpres 2009 benar terjadi. Belum lagi, tidak ada kalkulasi politik yang menunjukkan JK Win mampu menyaingi SBY.
"Harus diakui kalau tidak ada gerakan luar biasa maka pasangan JK-Wiranto susah mengalahkan SBY Boediono. Kekuatan politik yang kontra SBY terpecah dan inilah yang menyulitkan JK Win menang dalam pilpres apalagi satu putaran. Jadi apa yang dilakukan Akbar cs, menang ataupun kalah Golkar bisa tetap bersatu," tutur Alfan.
Sebagai parpol yang sudah kenyang dengan asam garam politik, Golkar memang tidak pernah terhindar dari kisruh internal. Silang pendapat kian kencang terutama menjelang hajat politik besar seperti saat Pemilihan Presiden 2004 silam ataupun pelaksanaan Munas.
Pastinya seteru ini tidak akan berhenti. Masing-masing kelompok akan terus bermanuver hingga pelaksanaan Munas ataupun Munaslub berlangsung. Siapa yang menang? Sulit diprediksi sekarang. .
0 komentar:
Posting Komentar