SELAMAT TAHUN BARU 2009
Menerima kenyataan dan menerima keadaan adalah suatu sikap yang amat bijaksana. Orang akan dapat melalui keadaan yang bagaimana hebat dan sengsara sekalipun kalau memiliki sikap seperti itu. Menerima kenyataan yang ada dan menerima keadaan tanpa tenggelam ke dalam duka. Bukan berarti lalu berhenti dan jatuh, melainkan tetap ber usaha hanya tidak tenggelam ke dalam duka dan putus harapan. Kalau orang bersikap menerima kenyataan, maka akan timbul saja harapan-harapan baru dan dapat memetik hikmah dari setiap keadaan yang betapa “buruk” pun! Menerima kenyataan ini berarti iman yang sepenuhnya kepada Tuhan. Maklum bahwa segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan karena itu tidak ada yang perlu dan patut dikeluhkan lagi. Melainkan menengadah, menerima kenyataan dan menyerah kepada kekuasaan Tuhan dengan penuh keikhlasan Beginilah sikap seorang bijaksana dan sikap seperti ini membebaskan kita dari belenggu duka.
Memasuki tahun 2009 ini ada beberapa agenda penting di negara kita tercinta ini yang membutuhkan sikap bijaksana agar terbebaskan dari belenggu rasa duka dan keputus asaan. Mulai dari krisis global yang membuat hidup tambah susah, juga bagi sahabat-sahabat Saya yang sedang berjuang untuk menjadi bagian dari memperjuangkan nasib rakyat, yaitu mencoba peruntungan dengan menjadi anggota legislatif atau DPR baik itu DPR RI, Provinsi, maupun kota/kabupaten.
Sebenarnya ada juga yang paling dekat yaitu ‘pertarungan’ untuk menjadi Gubernur Jatim yang tak kunjung selesai. Entah sampai kapan ‘duel’ ini berakhir, karena agaknya pihak-pihak yang dianggap jadi wasit belum bisa memuaskan semua pihak. Satu pihak tetap saja merasa dicurangi, apakah benar ada kecurangan atau tidak? Tentu tidak penting bagi Saya. Karena sebenarnya pertarungan itu tidak ada pengaruhnya secara langsung bagi Saya.
Kalau kemudian satu pihak ada yang merasa di-dzolimi. Ini mungkin yang membuat Saya tidak sependapat. Dalam urusan mencari kekuasan tidak ada kata di-dzolimi, akhir dan awal tahun 2009 mungkin kita melihat bangsa Palestina-lah yang patut dikatakan di-dzolimi oleh Yahudi Israel.
Petarung-petarung menuju singgasana di Grahadi secara pribadi tidak Saya kenal. Apa untungnya ikut memikirkan pertarungan mereka. Apakah pertarungan mereka juga berpengaruh bagi warga Jatim? Belum tentu juga. Sekarang ini wong pakai pejabat sementara saja pemerintahan tetap jalan. Jadi, bagaimana sebenarnya kita sebagai warga Jatim menyikapi pertarungan itu? Emang gue pikirin. Mungkin jawaban seperti Gus Dur inilah yang cocok untuk pertanyaan itu.
Kemudian bagi teman-teman Saya yang berjuang menjadi pejabat atau wakil rakyat. Semoga perjuangannya sukses, perjuangan meraih sukses tidak hanya butuh doa saja, tapi juga tenaga dan duit. Bagi yang sukses tentu ucapan selamat. Selamat bekerja dan selamat memperjuangkan nasib rakyat. Bagi yang gagal, juga selamat. Selamat menerima kegagalan dengan hati lapang, dan kembali bekerja.
Tahun Kerbau Api ini merupakan tahunnya para pekerja. Tidak ada orang yang sukses tanpa bekerja. Bila ingin sukses tentu harus bekerja. Karena seperti kata orang bijak: “Rahasia besar bisa hidup sukses itu sebenarnya tidak ada. Yang ada bila ingin sukses maka kita harus mati-matian untuk bekerja” Selamat Tahun Baru 1430 H, Selamat Tahun Baru 2009. (rahmat adhy kurniawan)
0 komentar:
Posting Komentar