Jangan Beli Netbook Dulu!
Penjualan laptop mini ringan atau biasa disebut netbook, memang tumbuh pesat. Vendor PC masih bisa bernafas lega karena netbook mampu mendongkrak penjualan. Tapi apakah perangkat kecil ini layak dibeli? Jawabannya jangan sekarang!
Profesional TI mengatakan netbook masih belum matang, terutama untuk kebutuhan korporasi. Dari segi baterai yang lebih lama, konektifitas internet serta harga yang miring, netbook memang menggoda.
Namun dampak negatif produk ini lebih besar dibandingkan positif, jika digunakan sebagai perangkat utama. Tapi sayangnya, Microsoft dan Intel dinilai para analis akan bersengkongkol agar spesifikasi netbook tidak naik.
Windows XP milik Microsoft, didukung prosesor rendah daya Intel Atom saat ini digunakan hampir semua netbook. Dua perusahaan ini berkepentingan agar netbook tetap kecil dan murah, supaya tidak menggerogoti pasar laptop konvensional yang lebih besar dan lebih menguntungkan.
Saat ini profesional TI bersikap menunggu. Mereka menunggu vendor meningkatkan spesifikasi dengan layar lebih besar, port lebih banyak, serta chip lebih cepat. Jika kondisisnya seperti itu, baru bisa diterima konsumen korporasi asalkan dengan harga lebih murah dibandingkan produk lebih mahal sekaligus pesaingnya yaitu laptop.
Karena tidak ada fitur enkripsi membuat netbook masih dianggap sebagai produk kedua. Stephen Laughlin, Director IT di Academy of Television Arts & Sciences, menentang keras penggunaan netbook untuk korporasi.
“Kami mengijinkan beberapa user menggunakan netbook setelah memiliki kekuatan komputasi yang lebih besar, CPU lebih cepat, hardisk lebih besar, keyboard lebih besar serta layar juga lebih besar,” katanya. Laughlin menekankan karyawan enterprise membutuhkan komputer yang bisa diandalkan dan tenaganya cukup. Memilih netbook murah untuk penghematan bukan sesuatu yang tepat, karena fungsi perangkat itu hanya sebagai mesin kedua.
Michael Boyer, VP global IT Fiberlink sependapat, membeli netbook sebagai produk kedua tidak memecahkan masalah penghematan biaya. Karena netbook tidak didesain untuk memenuhi kebutuhan itu.
"Yang perlu diwaspadai, netbook kemampuannya lebih rendah dari laptop," kata Boyer. "Lebih baik membeli jika sudah yakin netbook bisa menjadi perangkat utama. Penghematan biaya tidak akan tercapai jika hanya sebagai perangkat kedua,” katanya.
Sedangkan Chris Rapp, Assistant VP Technology di Sovereign Bank, melihat netbook memiliki masalah besar yakni performa dan keamanannya. Karenanya, Sovereign Bank tidak berencana membeli netbook, karena kecepatan prosesornya kurang. Selain itu port serta RAM tidak mampu memenuhi kerja aplikasi yang dibutuhkan pada saat ini.
“Karena Sovereign merupakan institusi finansial yang sangat dekat dengan hukum, netbook tidak bisa digunakan karena tidak terinkripsi dengan baik,” tambahnya. Rapp memperkirakan netbook yang terinskripsi penuh akan mahal dan tidak akan semurah sekarang.
Ia mengatakan, netbook memang cocok untuk karyawan yang sering travelling. Ukurannya yang kecil memberikan nilai plus. Namun ukuran kecil juga mudah hilang. “Jika ada fitur untuk mengunci netbook saat hilang atau dicuri itu akan membantu mengurangi masalah keamanan,” imbuhnya. (inilah.com).
0 komentar:
Posting Komentar