Partai Persatuan Pembangunan yang Mulai Tidak Bersatu
Hasil Pileg 2009 yang secara umum sudah diketahui, membuat beberapa partai lama harus bersikap yang pasti bagi partai yang nantinya tidak mendapat kursi di DPR RI ancang-ancang cari pemasukan dengan berkoalisi untuk mendukung capres tertentu. Sementara bagi partai yang mendapat kursi di DPR RI juga mulai bermanuver untuk mendukung salah satu capres yang tujuannya pasti ingin minta jatah kursi di kabinet.
Seperti yang dilakukan Partai Persatuan Pembangungan (PPP) perolehan hasil Pileg 2009 yang tidak signifikan, tentu membuat para petinggi partai harus cari selamat. Perolehan suara yang anjlok dibandingkan pemilu 2004 lalu, membuat internal PPP goyah. Para elit lebih memilih bermanuver sendiri-sendiri dibanding fokus penyeselaian masalah suara yang merosot. Keributan partai berlambang Kabah, tidak bisa dihindari.
Sebetulnya ini terkait arah koalisi Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dengan Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfiz yang berbeda. Sebelumnya, salah satu Ketua DPP PPP Emron Pangkapi menyatakan Ketua MPP PPP Bachtiar Chamsyah telah mengembosi suara PPP karena tidak mau ikut kampanye. Akibat pernyataan itu, Wasekjen DPP PPP Lukman Hakim Hasibuan secara pribadi akan mengugat Emron atas dugaan pencemaran nama baik.
Tidak hanya itu, Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfidz menyakini Golden Triangle (PPP, PDIP, dan Partai Golkar) tidak akan berlanjut. Mengenai manuver Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang menggelar pertemuan dengan 'lawan-lawan' SBY, Irgan menganggap pertemuan itu hanya silaturahmi. Arah koalisi PPP diyakininya lebih mendukung SBY kembali sebagai capres.
Organisasi pemuda PPP, Gerakan Pemuda Kabah, menduduki kantor DPP PPP (17/4) untuk melancarkan protes atas kinerja PPP yang dinilai menurun. Desakan diadakan Muktamar Luar Biasa untuk pergantian ketua umum partai, bergulir.
Ini adalah cacat atau aib partai. Seharusnya PPP mencegah jangan sampai begitu terlihat ke publik. Ini bisa berdampak buruk bagi PPP ke depan. Jangan sampai ada MLB. Kalau tidak bisa diselesaikan PPP bisa hancur. Apa yang diinginkan Gerakan Pemudah Kabah memang tidak ada salahnya, bila merujuk seperti klub sepakbola di mana bila timnya gagal maka pilihannya mengganti pelatih atau manajemen klub?, apa yang terjadi di sebuah partai politik di Indonesia hal itu bisa saja terjadi.
Bila partai politik gagal bertarung di pemilu, tentu harus ada evaluasi. Ketua diganti atau cari pemain baru, dan yang kedua itu memang tidak mungkin. (*).
0 komentar:
Posting Komentar